Minggu, 11 Juni 2017

Tugas Mata Kuliah Folklore

Folklore di daerah masing-masing.

                     Naleni Manten
Pada hari yang cerah ini, saya akan sedikit berbagi cerita tentang tradisi di tempat kelahiran saya tepatnya Desa Gondang Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang atau biasa disebut kota ikhlas. Julukan ikhlas ini sering diplesetkan sebagian orang bahwa orang pemalang akan ikhlas meskipun teraniaya seperti  di sinetron. Sebelum saya bercerita izinkan saya memperkenalkan diri saya. Seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang, jika tidak kenal saya bagaimana akan sayang ? Betul tidak ? Saya biasa dipanggil teman-teman dengan sebutan dakocan ( diana kocak dan cantik ) hahaha maklum lah saya makhluk tuhan yang diciptakan paling kece. Saya juga kerap dijuluki peri cantik, mungkin karena kecantikan saya yang tiada tara hehehe. Sekarang saya sedang bersusah payah mencari ijabsah (ijasah) di kampus paling tersohor di wilayah dr.cipto namanya adalah Universitas PGRI Semarang. Saya juga mempunyai NPM yang sangat cantik yaitu 156. Cantiknya bahkan melebihi syahrini.
    Baiklah jangan berlama-lama karena Allah swt tidak menyukai hal yang berlebihan. Saya akan menceritakan sebuah adat dalam desa saya ketika seorang laki-laki akan meminang pujaan hati. Dari pihak laki-laki khususnya bapak akan mendatangi rumah perempuan yang sudah dipilih. Kedua orang tua akan berunding untuk memutuskan hari apa yang tepat untuk anak mereka melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Proses ini biasa disebut nakonke atau menanyakan. Setelah ini terlewati akan ada proses selanjutnya yaitu lamaran atau naleni (mengikat) pihak perempuan untuk menandakan bahwa dia sudah dipilih orang.
Pihak laki-laki yang akan melamar  membawa beberapa makanan yang wajib dibawa selain cincin. Makanan wajib itu seperti wajik. Wajik ini terbuat dari ketan yang dimasak kemudian dicampur dengan gula merah. Kemudian ada bongko (nagasari) dan poci-poci. Kedua makanan ini terbuat dari tepung ketan yang diuleni dan dibungkus dengan daun pisang. Pembeda makanan ini hanya terletak di isi dan bentuknya. Jika bongko diisi dengan pisang yang diiris kecil, dibentuk pipih seperti irisan tempe. Lain halnya dengan poci-poci yang berisi campuran gula merah dan parutan kelapa yang dibentuk seperti piramida di Mesir. Selain makanan basah tadi, buah yang wajib dibawa adalah pisang beberapa tandan. Makanan ini wajib dibawa pada saat proses lamaran karena menurut kepercayaan masyarakat jika ada makanan ini maka diharapkan hubungan kedua keluarga ini akan awet atau lengket seperti ketan. Dan pisang mempunyai filosofi kerukan karena bentuknya yang berjejer rapat.
Sejak zaman dulu hanya makanan ini yang dibawa, namun seiring perkembangan ada pula yang membawa jajanan kering. Kemudian semua makanan tadi akan dibawa ke rumah perempuan. Setelah selesai jajanan ini akan dibagikan kepada tetangga sekitar.
    Kepercayaan masyarakat daerah saya, perempuan yang masih lajang atau belum menikah tidak boleh memakan jajanan lamaran yang dibagikan karena menurut mereka jika ada gadis yang nekat memakannya dia bisa tidak laku atau tidak dipilih orang. Banyak sekali aturan bagi kaum perempuan Jawa khususnya Jawa Tengah. Seperti anak perempuan tidak boleh duduk di depan pintu rumah karena akan menghalangi jodohnya. Ada juga kepercayan jika anak perempuan menyapu tidak bersih maka jodohnya nanti akan jelek.
     Tak hanya itu, ada pula kepercayaan masyarakat bagi wanita hamil, yaitu ketika akan pergi harus membawa benda-benda tajam seperti gunting, jarum dan lain sebagainya. Biasanya yang sering digunanakan adalah gunting yang di gantungkan di perut. Banyak sekali aturan bagi wanita hamil seperti harus makan menggunakan baskom bukan piring karena baskom berbentuk bulat menyerupai perut sehingga kandungan akan tetap terjaga, jika menyobek sesuatu harus mengucapkan "dorekdoh" agar anaknya tidak cacat, ada juga yang lucu yaitu jika wanita hamil memakan jantung pisang dan sotong maka dipercaya anaknya nanti akan himong (hitam cemong) seperti sotong.
     Hahahaha unik dan menghibur bukan ? Masih banyak sekali kepercayan yang dianut di daerah saya, namun karena keterbatasan hanya itu yang dapat saya utarakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita tentang Gadis cantik di kereta

     K.H Mustofa Bisri dalam cerpennya yang berjudul Gadis Beralis Tebal Bermata cemerlang ini hanya menyajikan beberapa tokoh saja. Tidak d...